LELAH? Sudah pasti. Biarpun perkawinan itu dilangsungkan secara sederhana, atau melewati prosesi adat lengkap, bukan saja tenaga, waktu dan dana, pikiran juga terkuras habis. Ironisnya bukan saja pasangan mempelai yang baru menikah. Tapi keluarga besar, kerabat dan sahabat yang terlibat mempersiapkan perkawinan, tak pelak ikut merasakannya. Apa saja yang perlu disiasati dimalam pertama setelah resepsi berlalu. Dan bagaimana agar bulan madu dapat dilewati dengan baik?
Yang paling lebih dulu dilakukan setelah melepas baju kebesaran sebagai raja dan ratu sehari, sebaiknya bergabung bersama keluarga dan tamu yang masih ada dirumah. Logikanya mereka yang datang dari daerah, termasuk yang sibuk membantu pernak-pernik persiapan pesta, keberadan mereka jelas membuat suasana rumah masih marak dan hangat.
Pada kesempatan itulah anda berdua 'nimbrung' bersama mereka. Sembari ngobrol ikut membantu membenahi sisa-sisa pesta. Atau waktu luang itu anda habiskan untuk nonton video dan melihat-lihat foto yang dicetak kilat. Ini biasanya mendatangkan kegembiraan sehingga anda merasa rileks dan kelelahan yang terbawa saat prosesi jadi terlupakan. Ucapan 'terima kasih' secara khusus sudah selayaknya Anda sampaikan pada kesempatan tersebut. Dan barangkali 'minta maaf jika selama terlibat dalam kemeriahan itu ada hal-hal yang kurang berkenan di hati mereka.
MALAM BUJANG GADIS
Yang lebih mengesankan adalah menghabiskan malam itu bersama saudara-saudara yang masih lajang untuk bersenda gurau. Seakan-akan itulah malam terakhir Anda berstatus 'lajang' seperti mereka. Suasana yang diisi seperti ini justru lebih berkesan ketimbang Anda berdua langsung masuk ke bilik pengantin.
Mementingakn kebersamaan suami-istri idmalam pertama pengantin, sementara lainnya masih banyak yang hadir dan bertamu, sungguh kurang menyenangkan dan kurang berkesan, sekalipun mereka 'maklum' terhadap situasi Anda berdua. Maka sebagai pasangan modern yang mampu menempatkan diri dalam segala situasi, berbaurlah bersama mereka sehingga etika Anda dinilai sangat prima.
Sungguh sangat mengesankan apabila kita bisa melaksanakan semua itu. Karena, toh tak lama kemudian kita akan disibukkan dengan urusan rumah tangga yang tentu banyak pernak-pernik serta batu sandungnya. Ingatlah, tak selamanya perkawinan berlangsung mulus, karenakehidupan itu sendiri merupakan 'seni' yang perlu disiasati sejak dini. Semoga saja dengan siasat semacam ini semuanya bisa dimulai dengan baik, dan mendapat penilaian positif dari semua pihak. Dan sekiranya menghabiskan malam bujang gadis bersama-sama sangat tepat setelah lepas segala beban batin sewaktu mempersiapkan perkawinan.
SIMPATI MERTUA
Apa pun situasinya, apakah di rumah mempelai pria atau dirumah keluarga mempelai putri, yang pasti malam pertama perkawinan perlu disiapkan. Setidaknya ada gambaran, bagaimana seharusnya 'numpang' dirumah mertua meski secara simbolis telah diterima secara tulus dan sah. Namun, etika dihadapan orang tua termasuk mertua tetap harus didahulukan.. Sungguh tidak simpatik kesannya manakala sudah resmi menjadi menantu, maka seenaknya sendiri, tanpa perlu basa-basi.
Kini gilirannya untuk menyatu menjadi anak. Anda tak perlu ragu-ragu terjun ke dapur atau membantu pekerjaan lain yang bisa dilakukan. Memiliki inisiatif, ringan tangan dan penuh pengertian serta harus segera dapat menyesuaikan diri dalam keluarga besar. Ingat, bukan cuma istri/ suami yang ada disana, tapi juga mertua dan barangkali ipar, keponakan, nenek-kakek, paman, bibi dan yang lain.
Awal melangkah harus prima, sebab kesan pertama akan membekas selamanya. Memang tidak boleh bersikap pura-pura atau munafik, yang diharapkan adalah pengertian, punya tata krama dan pandai menempatkan diri dalam suasana lingkungan baru. Sebagai pendatang, Anda pun perlu tegas meski pasangan hidup berkehendak lain. Ini penting untuk meraih kesan yang baik diawal perkawinan. Kalau awalnya baik, mudah-mudahan kelanjutannya akan baik pula.
ADAPTASI JADI SUAMI/ ISTRI
Siapa bilang setelah bersanding di pelaminan berjalan mulus dan menyenagkan? Suatu ketika ada suami yang begitu bangun di pagi hari berteriak karena mendapati 'wanita asing' yang tidur disisinya. Pria itu begitu binggung karena tak menemukan wanita idaman cantik jelita yang dipacarinya sekian lama sebelum menempuh pernikahan. Melainkan sosok asing berambut tipis dan lurus, tak berbulu mata lentik, bahkan alisnya 'plontos' tak berambut sama sekali. Wajah sang istri yang pucat pias nyaris tak dikenalinya. Konon, perkawinan mereka cuma bertahan dua minggu. Alangkah irosnisnya.
Peristiwa tersebut tentu tak perlu Anda alami, meskipun ada saja kendala dengan 'kepalsuan'. Siapa sangka bibir merah delima, mata nan lentik, rambut tebal berkilau bak model-model iklan shampo di layar kaca, ternyata palsu belaka. Sosoknya bukan saja menjadi asing, tapi juga tergolong buruk rupa. Siapa yang salah? Tentu keduanya. Karena tak ada keterbukaan, Kejujuran, dan tak melakukan adaptasi sejak awal menjalin hubungan.
Bagaimana agar proses adaptasi berlangsung cepat, tepat dan tidak menyinggung perasaan pasangan serta meminimalkan kendala di masa depan.
Adaptasi dilakukan bukan saja suami terhadap istri, juga istri terhadap suami, bagaimana kebiasaan mereka dirumah sehari-hari. Setidaknya kebiasaan dalam menata ruangan kamar tidur, termasuk merias diri, berpakaian dan dalam tindakan serta ucapan. Karena saat pacaran sangat berbeda dibandingkan keitka masuk ke dunia perkawinan.
Peranan adaptasi tidak kecil untuk urusan ini, dan bukan suatu kesalahan serta pantangan jika diawali sejak malam pengantin. Cobalah berbagi perasaan dengan pasangan hidup, saling komunikasi lebih santun, karena peranannya sudah berbeda dibanding pacaran, termasuk mengubah panggilan. Biasanya memanggil dengan sebutan lebih hormat. Hal lainnya, yakni pelayanan, termasuk menyediakan minum di pagi hari dan sarapan secara rutin.
BULAN MADU
Kini tiba saatnya mempersiapkan acara bulan madu. Bulan madu tak selalu mahal dan menghamburkan uang. Anda bisa saja merencanakan pergi ke tempat-tempat sederhana yang terjangkau kemampuan, yang penting berkesan. Artinya, bagaimana susana kebersamaan itu benar-benar menjadi milik Anda berdua diluar rumah.
Merencanakan bulan madu bisa dilakukan dengan berbagai cara. Apakah mengikuti paket bulan madu yang diselenggarakan biro perjalanan, atau merencanakan sendiri ke tampat-tempat yang diidamkan selama ini. Bulan madu bisa dianggap perlu bagi pasangan yang punya kesempatan. Waktu dan tentunya dana. Lebih-lebih bagi pasangan yang melewati masa pacaran asngat singkat, sehingga perlu mandalami perasaan masing-masing secara lengkap.
Namun, bulan madu bukan hanya untuk kesenangan belaka. Yang lebih penting adalah untuk membiasakan diri saling 'bergantung' dan saling 'melengkapi' satu sama lain. Karena, ada pengantin wanita yang selalu histeris manakala didekati suaminya, dan baru terlihat rileks manakala diajak bulan madu ke luar kota selama beberapa waktu. Sungguh ini bukan anekdot, tapi peristiwa nyata yang pernah ditangani oleh seorang psikiater. Kasihan bukan?
Kiranya, menyiasati malam pengantin sangat luas cakupannya, dan bukan sekedar suasana di balik kelambu. Karena perkawinan berarti menyatunya dua kepribadian dari latar belakang berbeda dan dari keluarga yang berbeda dalam berbagai hal.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
"izin share ya admin :)
buruan gabung bersama kami,aman dan terpercaya
ayuk... daftar, main dan menangkan
Line : agen365
WA : +855 87781483 :)
Silakan di add ya contaknya dan Bergabung juga ya :)"