Salah satu keinginan anda menikah, tentu untuk mendapatkan rasa aman dan terjamin. Anda ingin merasa tetap hidup dan menikmati waktu-waktu penuh gairah dengan pasangan. Tapi, Anda perlu mensiasati situasi yang berlangsung dalam perkawinan.
Dalam suasana pengantin baru segalanya terasa indah dan penuh kemesraan. Anda tak sempat berpikir bagaimana irama rumah tangga anda kelak, karena aroma bulan madu bak buah apel segar menggiurkan dan menggoda untuk dinikmati. Tapi tahukah Anda bahwa ada sistem dalam perkawinan yang disebut dinamis? Artinya akan selalu ada perubahan dan gerakan yang konstan. Seperti dalam semua sistem, ada suatu keseimbangan yang terpelihara, meskipun pada waktu-waktu tertentu terjadi ketidak-seimbangan. Ada hubungan dimana suami istri bertengkar tentang kecemburuan, tapi merasa bahagia dengan perkawinan mereka. Orang lain mungkin memandang perkawinan mereka dengan beragam pertanyaan. . Bagaiman mungkin perkawinan yang diwarnai konflik kecemburuan bisa terus bertahan?
Sebagian pasangan butuh ketegangan dalam tingkatan tertentu yang menjadi petunjuk adanya rasa saling memperhatikan dan kekaguman diantara mereka. Sebab, ketidak setabilan tidak sama sekali buruk. Sadari juga, keinginan, kekaguman dan gairah merupakan kesenangan yang tidak teratur. Adalah suatu mitos bahwa stabilitas merupakan situasi ideal antara suami istri.
Banyak pria dan wanita pada saat ini mendambakan gairah dan kejutan. Tapi mereka gagal untuk bertanggung jawab terhadap akibat dorongan-dorongan tersebut dalam perkawinan mereka. Jujurlah dengan diri sendiri. Mengertilah bahwa Anda mungkin berada dalam perkawinan yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan Anda.
JIKA DUA ORANG tumbuh secara individu, maka secara otomatis akan meningkatkan hubungan perkawinan. Ini mitos yang telah berkembang sejak sekian tahun silam. Meskipun itu tumbuh baik sebagai lawan dari tak pernah belajar, tak pernah melakukan sesuatu yang baru, kita percaya bahwa ada kontrak perkawinan yang tak boleh dilanggar. Ada kebebasan tertentu dalam setiap perkawinan. Tapi ada pula balasan tertentu yang harus diketahui.
Contohnya, ada semacam pengertian yang sama tahu di antara suami istri tentang berapa banyak waktu yang mereka gunakan sendiri-sendiri dan bagaimana mereka bisa bergaul dengan orang lain dari lawan jenisnya. Perjanjian ini penting untuk mempertahankan rasa aman dan kepercayaan dalam perkawinan. Mereka harus membatasi pertumbuhan individu jika masing-masing ingin mempertahankan perkawinan.
Suatu perkawinan yang baik, seorang istri atau suami selalu menyadari kontrak tak tertulis ini secara intuisi. Harus disadari bahwa teramat sedikit perubahan akan membawa kesituasi perkawinan yang mati. Dan terlalu banyak perubahan dapat menciptakan ketidak seimbangan yang dapat berakibat fatal. Perkembangan individu tak seharusnya dibatasi. Tapi setiap pasangan harus sadarbahwa perubahan individu punya pengaruh terhadap ikatan perkawinan.
SEBAGIAN BESAR pasangan suami istri percaya akan resep 'makin terbuka makin mesra'. Memang baik sekali bila ini menjadi kenyataan sekalipun terasa sulit. Hubungan tidaklah begitu sederhannya sehingga keterbukaan semata-mata ekspresi dari apa yang dirasakan dan dipikirkan. Jika dua orang secara terbuka mengekspresikan semua perasaannya, mungkin mereka jadi sedikit mendapat informasi dan banyak menemukan luka hati, kebingungan dan kemarahan. Komunikasi berlebihan tentang perasaan pribadi sering kali merupakan penyamaran terhadap suatu hal, seperti menyalahkan atau memanipulasi.
didalam hubungan perkawinan yang baik, banyak terjadi komunikasi, tapi yang dibicarakan bukan tentang hubungan itu sendiri. Pembicaraan yang ada bukan saling mebagi persaan atau soal perkawinan, tapi soal dunia dan kehidupan pada umumnya. Rasa persahabatan yang dalam dan kedekatan, sering mengakibatkan pertukaran gagasan, bukan pertukaran perasaan.
JIKA ANDA harus memeras otak dalam perkawinan, berarti ada yang tek beres. Ini mitos yang dipercaya sebagian orang, Jika anda jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah, Anda cenderung berpikir bahwa segala sesuatunya akan lebih mudah daripada perkawinan itu sendiri. Tak peduli bagaiman Anda saling mencintai, perkawinan tak hanya indah tapi sekaligus sulit.
Anda mungkin telah belajar matematika, tapi Anda tidak belajar bagaimana mencintai. Anda mungkin telah mempelajari bagaimana meraih sukses dalam pelajaran, tapi tak sedikit orang kurang sukses dalam membina hubungan. Mungkin tak ada yang lebih rumit daripada mempertahankan hubungan dalam kurun waktu yang panjang.
Hubungan yang baik tak terjadi begitu saja; ada sejumlah energi, waktu dan kerja. Hubungan yang tak membutuhkan kerja adalah hubungan yang tak punya nilai. 'bekerja' dalam suatu hubungan benar-benar melibatkan perubahan pribadi. Perlu berniat untuk lebih memberi respon terhadap kebutuhan pasangan, dan perlu pula kemampuan untuk mengubah diri sendiri. Bekerja dalam perkawinan adalah bagian yang melengakpi antara suami istri. Pasangan suami istri harus mengerti dan menerima adanya masa-masa 'sulit' dalam perkawinan. Tapi dengan tetap menjalinnya akan membuat ikatan perkawinan lebih kuat dan memuaskan.
GAIRAH tidaklah mati begitu saja, tetapi secara sistematik terbunuh. Seksualitas selalu menjadi magnet, menarik cinta, perasaan paling intim dan perasaan pribadi. Dominasi seksualitas juga berperan sebagai tempat paling mudah untuk menyembunyikan perasaan, untuk menciptakan kesan kekuatan dan untuk menipu pasangan.
Didalam suatu hubungan, seksualitas juga merupakan barometer paling sensitif, selama masa-masa terjadi touble, seks merupakan area pertama yang terpengaruh dan menjadi area terakhir yang kembali normal apabila masalah telah berlalu.
Hilangnya gairah, baik pada pria maupun wanita, jarang seksnya sendiri yang menjadi pokok masalah. Hilangnya gairah selalu menjadi 'gunung es' sebuah gejala adanya masalah tak terpecahkan dan berlangsung terus dalam perkawinan. Ini tak boleh dibiarkan begitu saja. Kehilangan gairah adalah munculnya perasaan mudah marah, cemas, kesal dan terluka.
Jika seks terasa tak menyenangkan, seringkali pasangan menjadi sasaran kesalahan. Memang paling mudah menyalahkan orang lain daripada melihat dan menyadari bahwa kita lah orang yang dapat mengubah pengalaman atau masalah sendiri.
Menyalahkan pasangan tak kan mengubah apa pun dan tentu tak pernah menciptakan rasa terpenuhinya segala kebutuhan ini hanya menjauhkan diri dari orang yang dicintai. Dan mungkin secara lebih mendasar, menyalahkan orang lain membuat anda jauh dari diri sendiri, dan menyulitkan untuk menentukan pilihan.
Comments (0)
Posting Komentar